PHP2D Kemendikbud RI, Hima Prodi Peternakan UNU Blitar Raih Nominasi Tim Terbaik

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi) Peternakan Universitas Nahdlatul Ulama Blitar (UNU Blitar) masuk nominasi 20 besar tim terbaik nasional di event Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Kementerian pendidikan dan kebudayaan RI (Kemendikbud RI).

Muhamad Muhsin, Ketua Tim PHP2D Hima Prodi Peternakan menjelaskan jika rangkaian kegiatan mereka yang pertama yakni survei dan wawancara kepada Kepala Desa.

"Yang kedua, penyusunan rumusan masalah dan penyusunan program. Yang ketiga, pengajuan proposal. Yang keempat, penyuluhan. Yang kelima, pelatihan. Yang keenam, pendampingan. Yang ketujuh, setiap kegiatan dilakukan evaluasi," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (29/1/2021).

Acara PHP2D ini dilaksanakan di masing-masing wilayah tim partisipan pada 25 Juli sampai 29 November 2020 lalu dan diikuti oleh seluruh kampus se-Indonesia.

Hima Prodi Peternakan UNU Blitar ini mengusung judul Pendampingan Manajemen Pakan Dan Budidaya Itik Pedaging  Berbasis Integrated Farming Untuk Meningkatkan Produktivitas  Peternak Itik Pedaging Di Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala desa diketahui bahwa Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar terdapat peternakan itik pedaging yang berpotensi untuk dikembangkan dengan sistem Integrated Farming yang populasi itik di desa tersebut sebesar 10.500 ekor.

"Peternakan itik tersebut menghasilkan limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot," imbuh Muhamad Muhsin.

Ia menuturkan, proposal yang diajukan tim PHP2D UNU Blitar yaitu mengenai cara budidaya itik pedaging berbasis integrated farming.

"Jadi tenak itik pedaging berbasis integrated farming itu adalah bagaimana cara kita berbudidaya itik dengan cara meminimalisir limbah. Nah, di situ kita mempunyai program budidaya itik dengan mengkombinasikan dengan maggot," ujarnya.

Muhsin menjelaskan, pada dasarnya itik itu pasti membuang kotoran. Dari kotorannya itu mereka membuatnya sebagai makanan maggot.  Setelah maggot panen mereka membuatnya untuk sumber protein pakan itik dalam upaya mengatasi bahan pakan protein yang terus meningkat tiap tahunnya.

Kemudian limbah dari maggot itu, mereka buat untuk sayuran. Setelah sayuran panen bisa dikonsumsi oleh manusia."Jadi sirkulasinya itu saling berkesinambungan sehingga hampir tdak ada yang terbuang," imbuhnya.

Muhsin juga menuturkan, tujuan dari proposal yang mereka ajukan adalah untuk meningkatkan produktivitas mitra yang rendah akan peningkatan nilai ekonomis dari limbah kayu dan limbah hasil budidaya itik pedaging.

Selain itu, untuk mengurangi nilai mortalitas itik pedaging (< 5 persen) melalui pendampingan manajemen pakan dan budidaya itik pedaging.

"Dan tujuan kami mengajukan proposal tersebut agar dapat meningkatkan produktivitas mitra dengan sistem integrated farming antara budidaya itik pedaging dengan budidaya maggot," ujar mahasiswa Prodi Peternakan UNU Blitar ini. (*)